Wednesday, January 2, 2008

Waru (Hibiscus tiliaceus L.)

Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau didekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, peracabangan dan daun-daunnya lebih lebar.


Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat bercabang, warna cokelat. Daun bertangkai, tunggal berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat.

Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda.

Daun mudanya biasanya dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasanya digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik,peluruh dahak dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.

Kandungan Kimia
Daun mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida dan tanin

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun, akar dan bunga.

Indikasi
Daun waru digunakan untuk pengobatan :

  • TB Paru-paru, batuk,sesak napas,
  • Radang amandel (tonsilitis),
  • Demam,
  • Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
  • Radang usus,
  • Bisul,abses,
  • Keracunan singkong,
  • Penyubur rambut, rambut rontok,

Akar digunakan untuk mengatasi :

  • Terlambat haid,
  • Demam,

Bunga digunakan untuk pengobatan :

  • Radang mata

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100g atau 15-30g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum..

Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.

Contoh pemakaian

  • TB Paru

1. Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas minum.

2. Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.) dan daun legundi (Vitex trifolia L.) masing-maisng 1/2 genggam, 1/2 bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan kedalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas.

  • Batuk
    Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3kali, masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
  • Batuk berdahak
    Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian.Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
  • Radang amandel
    Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle) terus diminum sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
  • Radang usus
    Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
  • Berak darah dan lendir pada anak
    Cuci 7 lembar daun waru muda (yangmasih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesarkacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringannya sekaligus.
  • Muntah darah
    Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih,lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya saring dan tambahkan air gula secukupnya kedalam air saringannya lalu diminum sekaligus.
  • Rambut rontok
    Cuci 30 lembar daun waru segar dan 20 daun randu segar (Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Selanjutnya cuci rambut keesokkan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
  • Penyubur rambut
    Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai.
    Selanjutnya,peras dan saring menggunakan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur..
  • Bisul
    Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu giling sampai halus. Tambahkan air garam secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Turapkan adonan pada bisul dan sekelilingnya, lalu balut dengan kain perban. Ganti ramuan 2-3 kali sehari.
  • Nyeri sewaktu kencing pada anak-anak
    Cuci 5 lembar daun waru segar, tambahkan adas dan pulosari secukupnya,lalu giling sampai halus. Gunakan adonan ini sebagai tapal yang diletakkan pada perut bagian bawah.
  • Demam

1. Cuci 1/2 jari akar waru dan akar 2 tanaman lapak liman, lalu rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin,saring dan air saringannya diminum,sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

2. Rebus 15g daun waru segar dalam 2 gelas air bersih selama 20 menit. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian sama banyak. Minum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.

3. Sediakan 15 lembar daun waru segar dan 2 batang tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) beserta akarnya. Selanjutnya, remas-remas dalam 1 ember air mandi. Gunakan airnya untuk memandikan penderita demam (menggunakan handuk kecil)

Catatan
Hibiscus similis B1.adalah jenis waru yanga hampir sama dengan H. Tiliaceus. Tampaknya,jenis ini lebih banyak ditanam, yang dikenal dengan waru gunung (Sunda), waru gombong, waru kopek (Jawa) dan waru klence (Madura).

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty

0 Responses: