Friday, January 4, 2008

Mangkokan (Nothopanax scutellaium Merr.)


Tumbuhan ini sering ditanamsebagai taman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar diladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dpl.

Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1 - 3 m, batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6 - 12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras dan berwarna cokelat.

Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk makan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Akar berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik). Daun berkhasiat sebagai diuretik, anti-radang (anti-flamasi).

Kandungan Kimia
Batang dan daun mengandung kalsium oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1 dan C.

Bagian yang digunakan: akar

Indikasi
Akar dan daun mengkokan berkhasiat untuk mengatasi:
Radang payudara, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI, rambut rontok, sukar kencing, bau badan dan luka.

Cara Pemakaian
Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum. Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus dan dipakai secara setempat.

Contoh Pemakaian
Radang Payudara, Pembengkakan disertai bendungan ASI
Daun mengkokan tua secukupnya diremas dengan minyak kelapa dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan di atas api, hangat-hangat ditaruh pada payudara yang membangkak.

Luka
Daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus. Taruh di atas luka, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.

Sukar Kencing
Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalam air panas beberapa saat. Angkat, lalu hangat hangat dikompreskan pada perut bagian bawah.

Rambut Rontok
Daun mangkokan tua yang masih segar secukupnya setelah dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil diaduk sampai seperti bubur. Kemudian saring dan peras. Hasil perasan dioleskan pada kulit kepala sambil dipijat ringan. Biarkan sampai mengering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari.
Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Wednesday, January 2, 2008

Waru (Hibiscus tiliaceus L.)

Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau didekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, peracabangan dan daun-daunnya lebih lebar.


Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat bercabang, warna cokelat. Daun bertangkai, tunggal berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat.

Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda.

Daun mudanya biasanya dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasanya digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik,peluruh dahak dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.

Kandungan Kimia
Daun mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida dan tanin

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun, akar dan bunga.

Indikasi
Daun waru digunakan untuk pengobatan :

  • TB Paru-paru, batuk,sesak napas,
  • Radang amandel (tonsilitis),
  • Demam,
  • Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
  • Radang usus,
  • Bisul,abses,
  • Keracunan singkong,
  • Penyubur rambut, rambut rontok,

Akar digunakan untuk mengatasi :

  • Terlambat haid,
  • Demam,

Bunga digunakan untuk pengobatan :

  • Radang mata

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100g atau 15-30g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum..

Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.

Contoh pemakaian

  • TB Paru

1. Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas minum.

2. Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.) dan daun legundi (Vitex trifolia L.) masing-maisng 1/2 genggam, 1/2 bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan kedalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali masing-masing 3/4 gelas.

  • Batuk
    Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3kali, masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
  • Batuk berdahak
    Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian.Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
  • Radang amandel
    Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle) terus diminum sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
  • Radang usus
    Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
  • Berak darah dan lendir pada anak
    Cuci 7 lembar daun waru muda (yangmasih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesarkacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringannya sekaligus.
  • Muntah darah
    Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih,lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya saring dan tambahkan air gula secukupnya kedalam air saringannya lalu diminum sekaligus.
  • Rambut rontok
    Cuci 30 lembar daun waru segar dan 20 daun randu segar (Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Selanjutnya cuci rambut keesokkan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
  • Penyubur rambut
    Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai.
    Selanjutnya,peras dan saring menggunakan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur..
  • Bisul
    Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu giling sampai halus. Tambahkan air garam secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Turapkan adonan pada bisul dan sekelilingnya, lalu balut dengan kain perban. Ganti ramuan 2-3 kali sehari.
  • Nyeri sewaktu kencing pada anak-anak
    Cuci 5 lembar daun waru segar, tambahkan adas dan pulosari secukupnya,lalu giling sampai halus. Gunakan adonan ini sebagai tapal yang diletakkan pada perut bagian bawah.
  • Demam

1. Cuci 1/2 jari akar waru dan akar 2 tanaman lapak liman, lalu rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin,saring dan air saringannya diminum,sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

2. Rebus 15g daun waru segar dalam 2 gelas air bersih selama 20 menit. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian sama banyak. Minum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.

3. Sediakan 15 lembar daun waru segar dan 2 batang tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) beserta akarnya. Selanjutnya, remas-remas dalam 1 ember air mandi. Gunakan airnya untuk memandikan penderita demam (menggunakan handuk kecil)

Catatan
Hibiscus similis B1.adalah jenis waru yanga hampir sama dengan H. Tiliaceus. Tampaknya,jenis ini lebih banyak ditanam, yang dikenal dengan waru gunung (Sunda), waru gombong, waru kopek (Jawa) dan waru klence (Madura).

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty

Ciplukan ( Physalis peruviana, Linn.)

Sinonim : Physalis angulata. Linn. Physalis minina, Linn.

Familia : Solanaceae

Uraian :
Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).

Nama Lokal :
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;

Pemanfaatan :

1. Diabetes Mellitus

Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta

akar-akarnya dan dibersihkan.

Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai

mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring

Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru

Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan

buahnya).

Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan

disaring.

Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan

Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.

Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok

Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.

Cara membuat: ditumbuk sampai halus

Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.

Komposisi :
Buah Ciplukan mengandung senyawa kimia asam sitrun dan fisalin. Selain itu buah Ciplukan juga mengandung Asam Malat, Alkaloid, Tanin, Kriptoxantin, Vitamin C dan Gula.

Daun Sendok ( Platigo mayor L.)

Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembab, kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari daratan rendah sampai 3.300 dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 tumbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon.

Tena menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm, Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertualangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, Lebar 4– 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuktersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 – 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasal sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Herba ini bersifat manis dan dingin. Berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, peredam demam (antiperik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), obat batuk (antitusif), penghentian pendarahan (hemostatis), astrigen, menerangkan penglihatan dengan menormalkan aktivitas organ hati yang berlebihan, dan menghilangkan haus.

Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usushalus dan paru. Berkhasiat sebagai diuretik, afrodisiak, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar (laksans), meredakan panas hati dan menerangkan penglihatan. Rebusan biji meningkatkan pengeluaran urea, asam urat, dan sodium chloride.

Kandungan Kimia
Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, b -sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galaktosa, L-arabinosa dan rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang tersapt dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat merusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik.

Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planteroklik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rhamnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin. Cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan linoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin.

Bagian yang Digunakan
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng dengan air asin.

Indikasi
Herba berkhasiat mengatasi

  • Gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyaki ginjal, (nefotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
  • Batu empedu, batu ginjal,
  • Radang prostat (prostatitis)
  • Influenza, demam, batuk rejan, (pertusis), radang saluran napas (bronkitis),
  • Diare, disentri, nyeri lambung,
  • Radang mata merah (konjungtivitas), menerangkan penglihatan yang kabur,
  • kencing manis (DM)
  • hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
  • cacingan, gigitan serangga, dan
  • pendarahan seperti mimisan, batuk darah.

Akar berkhasiat mengatasi

  • Keputihan (leukore) dan nyeri otot

Biji berkhasiat mengatasi

  • Gangguan pencernaan pada anak,
  • Perangsangan birahi (afridisoak), beser mani (spermatorea),
  • Kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah,
  • Diare, disentri
  • Cacingan
  • Penglihatan kabur
  • Mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas ada organ hati
  • Batuk disertai banyak dahak
  • Biri-beri, darah tinggi (hipertensi)
  • Sakit kuning (juandince), dan
  • Rematik gout.

Cara Pemakaian
Herba kering sebanyak sebanyak 10 – 15 g atau yang segar sebanyak 15 – 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu lalu diperas dan disaring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 – 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air atau bisul lalu dibalut. Pemakaianjuga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada radang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, bisul, dan koreng.

Efek famakologis dan hasil penelitian
Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 g/kg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mg /kg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiulcer. Panapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan tripenoid dan monopenoid (Sariati, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, 1993)

Infus daun sendok 10% dan 20& terhadap kalarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mempunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1991)

Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 – 3 g/ml menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sennei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, 1992)

Contoh Pemakaian

Melancarkan Kencing
Herba daun segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air the, habiskan dalam sehari. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul ½ geals. Tambahkan madu 1 sendok makan, lalu diminum sekaligus.

Kencing Berdarah
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan

Disentri Panas
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan tersebut lalu ditim sebentar. Minum sekaligus selagi hangat.

Disentri basiler, diare
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tinggal 1 gelas. Setelah dingin disaring , airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing ½ gelas.

Mimisan
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis, seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.

Batuk berdahak, batuk darah
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat.

Bronkitis
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas . Lakukan selama 1 - 2 minggu

Kencing manis
Herba daun sendok segar 1 tanaman seutuhnya dan daun salam 7 lemabr direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Kencing batu
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dan 7 lembar daun avokad dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis akut disertai ikterik (kuning)
Seluruh bagian tumbuhan daun sendok segar sebanyak 60g dicuci. Setelah bersih masukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan 30 g gula batu serta 3 gelas air. Rebus sampai airnya tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin disaring, masing-masing 3/4 gelas. Nafsu makan biasanya timbul dalam 5 - 7 hari, sedangkan warna kuning menghilang dalam 14 hari.

Luka berdarah
Herba daun sendok segar secukupnya dicuci lalu ditumbuk. setelah halus lalu diperas. Air yang terkumpul untuk mengompres lukanya.

Bisul
Herba daun sendok segar sebanyak 1 tanaman dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk rata hingga menjadi seperti bubur. Turapkan pada bisul, lalu dibalut. Sehari diganti 2 kali. Biji daun sendok karing digiling halus sampai menjadi bubuk. Tambahkan vaselin secukupnya, lalu oleskan pada bisul. Ramuan ini akan mengurangi peradangan kulit dan pebentukan nanah pada bisul maupun abses

Perangsang nafsu seks, beser main
Biji daun sendok kering digiling halus sampai menjadi bubuk. Seduh dengan 100cc air panas. Selagi hangat tambahkan madu sebanyak 3 sendok makan sambil diaduk rata, lalu minum sekaligus.

Gangguan pencernaan pada anak
Biji disangrai, lalu digiling halus menjadi bubuk. Bubuk ini diseduh dengan 1/2 cangkir air panas, minum selagi hangat. Dosis: umur 4 - 12 bulan 0,5 g/kali., 1 - 2 tahun: 1 g/kali; sehari 3 - 4 kali

Keputihan
Akar daun sendok sebanyak 10 g dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan air cucian beras ketan secukupnya sambil diaduk merata. Peras dan saring, hasilnya diminum sekaligus.

Catatan
Supaya tidak lengket ke panci atau dengan simplisia yang lain, biji daun sendok harus dimasukkan ke dalam kantong plastik bila ingin direbus.

Sumber: Atlas Tumbuhan Indonesia (Dr. Setiawan Dalimartha)